Ada banyak teori perihal asal mula terciptanya alam semesta. Teori – teori tersebut pernah diungkapkan kepada publik dan cukup populer di kalangan masyarakat pada dikala itu, sebut saja mirip teori pasang surut, teori awan debu dan teori bintang kembar. Namun semua teori tersebut terpatahkan sehabis munculnya teori Big Bang yang diungkapkan oleh Abbe Georges Lemaitre pada tahun 1927. Namun yang menarik dari teori – teori perihal asal undangan alam semesta terdapat pada teori pasang surut di mana di dalam teori tersebut dijelaskan bahwa alam semesta tercipta dari adanya ukiran yang terjadi antara matahari dengan komet berukuran raksasa.
Seperti yang kita ketahui kalau matahari tidak hanya menjadi sentra dari sistem tata surya kita namun juga merupakan bintang, lantaran matahari sanggup memancarkan cahayanya sendiri. Berbicara mengenai bintang, pernahkah kalian berpikir apakah di luar angkasa sana bintang – bintang pernah mengalami tabrakan? Hal inilah yang terus diteliti oleh sebagian besar para astronom untuk mengungkapkan sisi lain dari alam semesta. Lalu apakah itu ukiran bintang dan apa yang ditimbulkan dari ukiran bintang tersebut. Mari kita simak klarifikasi berikut ini!
Pengertian Tabrakan Bintang
Sesuai dengan namanya bahwa ukiran bintang berarti suatu insiden di mana terdapat dua bintang yang saling berbenturan atau ukiran sampai kesudahannya terbentuk bintang dengan ukuran yang lebih besar. Kejadian ini gres diteliti oleh para andal beberapa tahun terakhir ini dan diperkirakan bahwa ukiran bintang tersebut terjadi di dalam Gugus Galaksi Bima Sakti setiap 10.000 tahun sekali. Para andal mengungkapkan bahwa ukiran bintang bisa terjadi pada bintang katai putih, lubang hitam, bintang neutron dan lain sebagainya dengan bintang – bintang lain baik bintang hidup (bintang yang masih mempunyai acara fusi) maupun bintang mati (tidak ada acara fusi). Hasil dari ukiran bintang tersebut tentu berbeda – beda, tergantung dari massa, jari – jari bintang, suhu sampai jenis bintang itu sendiri.
Beberapa andal astronom mengungkapkan kalau dikala terjadi ukiran antara galaksi, di dikala yang sama bintang tidak mengalami ukiran lantaran jarak antara bintang satu dengan bintang lainnya cukup jauh. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa terjadi ukiran antar bintang di kawasan padat bintang atau disebut sebagai gugus bola. Di dalam gugus bola terdapat lebih dari ratusan sampai ribuan bintang tua. Semakin mendekati sentra gugus bola, maka kerapatan bintang akan semakin tinggi. Kurang lebih jarak antara satu bintang dengan bintang lainnya di dalam gugus bola yaitu 1 tahun cahaya dan semakin akrab dikala mendekati sentra gugus bola, diibaratkan jarak antar bintang sama dengan ukuran dari sistem tata surya.
Ada kawasan lain yang mempunyai tingkat kerapatan bintang cukup tinggi yaitu berada di area sentra galaksi atau kawasan lokasi dari lubang hitam. Berdekatan dengan lubang hitam yang mempunyai massa 4 juta kali dari massa Matahari sudah tentu gerakan bintang – bintang dipengaruhi oleh gaya gravitasi lubang hitam. Sehingga bintang – bintang akan bergerak dengan sangat cepat dan juga pergerakan medan magnet sangat tinggi. Di dikala yang sama resiko bintang – bintang akan saling bertabrakan sangat tinggi serta gas yang tersisa di sentra galaksi sangat banyak jumlahnya.
Jenis Tabrakan Bintang
- Supernova tipe 1A
Tabrakan bintang superova tip 1A merupakan tipe ukiran yang terjadi antara bintang katai putih (berasal dari sisa – sisa bintang bermasa rendah) dengan bintang lainnya sampai kesudahannya membentuk tata bintang biner. Saat bintang tersebut bersatu, di dikala yang sama massa adonan melebihi atau mendekati batas Chandrasekhar maka fusi karbon mengalami peningkatan dan kenaikan suhu. Akibatnya reaksi fusi mempercepat panas di bab dalam bintang yang bergabung kemudian menyebarkannya dalam bentuk ledakan supernova. Tidak membutuhkan waktu yang lama, seluruh massa bintang katai putih terlempar ke ruang angkasa.
- Tabrakan bintang neutron
Tabrakan bintang netron hampir sama dengan supernova tipe 1A. Tabrakan bintang ini terjadi jawaban adanya dua bintang neutro melaksanakan pengorbitan pada jarak yang cukup dekat, seiring berjalannya waktu kedua bintang neutro berputar ke arah dalam. Saat kedua bintang tersebut bertabrakan, maka akan menghasilkan sebuah lubang hitam. Tidak hanya lubang hitam saja, sebuah medan magnet ikut terbentuk dengan kekuatan medan magnet lebih berpengaruh triliunan kali dari medan magnet bumi. Beberapa astronom beropini kalau jawaban insiden ini menyebabkan adanya pancaran gelombang gamma di luar angkasa.
Dampak Tabrakan Bintang dan Peristiwa Yang Pernah Terjadi
Pernahkah kalian berpikir dari mana asal logam – logam yang ada di planet Bumi. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa telah terjadi ukiran yang sangat dahsyat antara kedua bintang neutron 4,6 milyar tahun yang lalu. Hasil dari ukiran inilah munculnya logam mirip emas dan platinum di Planet Bumi. Menurut pendapat para ilmuan dari Colombia University dan University of Florida menyatakan bahwa jawaban dari ukiran kedua bintang neutron menghasilkan sebanyak 0,3 persen logam mirip platinum, emas, uranium dan beberapa unsur logam lainnya.
Para peneliti melaksanakan pengujian teori tersebut dengan melaksanakan pengamatan secara pribadi dan juga perhitungan matematis yaitu membandingkan beberapa unsur radioaktif yang terdapat di dalam meteroit kuno. Kegunaan meteorit ini sebagai alat bantu lantaran meteorit mempunyai jejak isotop radioaktif. Isotop terbent dikala bintang – bintang neutron bertabrakan sampai kesudahannya berubah bentuk menjadi bab dari meteroit. Dari sana juga sanggup diketahui banyaknya unsur pada meteoroit rusak dan juga sebagai gosip mengenai kapan ukiran bintang neutron sampai kesudahannya tercipta banyak sekali bentuk unsur logam tersebut.
Pada tahun 2017, para ilmuwan berhasil menangkan fenomena luar biasa dari alam semesta yaitu ukiran bintang. Tidak terhitung berapa banyaknya jumlah emas yang berhamburan dikala ukiran itu terjadi. Kejadian ukiran bintang itu terjadi 130 tahun cahaya dari sistem tata surya dan berhasil diabadikan pada tanggal 17 Agustus 2017. Para ilmuwan mengungkapkan bahwa insiden tersebut merupakan awal gres dari astrofisika. Tabrakan bintang tersebut menghasilkan ledakan yang besar sampai bisa menggetarkan struktur alam semesta serta merusak tatanan ruang dan waktu.
Tidak hanya getaran saja yang dihasilkan, namun juga sanggup melihat cahaya dan radiasi berupa sinar gamma yang berasal dari ledakan dikenal dengan sebutan kilonova memakai alat bantu teleskop. Tabrakan bintang tersebut terjadi antara bintang neutron dengan bintang padat yang berasal dari bintang besar (telah mengalami supernova sebelumnya). Hasil dari ukiran tersebut juga menghasilkan gelombang gravitasi di seluruh alam semesta dengan kecepatan cahaya. Di Bumi, gelombang tersebut berhasil dideteksi oleh detektor yang berada di Louisiana dan Washington dan dioperasikan oleh Laser Interferometer Gravitational – Wave Observatory (LIGO).
Prediksi Tabrakan Bintang yang Akan Terjadi Lagi
Menurut perhitungan, bahwa ada kemungkinan kita sanggup melihat ukiran bintang pada tahun 2022. Tabrakan bintang ini terjadi antara bintang yang diberi nama KIC 9832227 yaitu sebuah sistem bintang ganda yang mengorbit. Menurut tim peneliti dari Calvin Collage di Amerika Serikat menyampaikan kalau kedua bintang tersebut akan bergabung untuk kemudian meledak. Diperkirakan kalau ukiran bintang tersebut sanggup di lihat dari Bumi secara pribadi tanpa pinjaman teleskop. Dan bagi para astronom insiden ini yaitu pertama kalinya bagi mereka untuk melihat proses bergabung sampai ledakan bintang secara langsung. Saat ukiran sampai kesudahannya meledak berlangsung, langit akan terlihat sangat terang dalam waktu beberapa hari atau bahkan beberapa ahad dikala malam tiba. Makara siap – siap untuk menyaksikan fenomena alam langka satu ini.
EmoticonEmoticon